Perkumpulan terbatas untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (Pt. PPMA) Papua melalui program Voice for Climate Action (VCA), kerja sama Yayasan WWF Indonesia lakukan kegiatan “Pendampingan Jurnalis Kampung” di wilayah adat kampung Beneik, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura.
Kegiatan ini diadakan pada hari Kamis (06/7/2023) di rumah Bapak Bernat Guakan (Ketua LMA Kampung Beneik). Jumblah peserta yang terlibat ada 5 orang champion lokal, teridiri dari 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Yakni: Jheck Yosep Yandu, Natalius Yambe, Jefri Yaroseray, Martina Sobor dan Milka Sobor.
Selama proses kegiatan, Sekretaris Kampung, Ketua LMA Kampung dan Bamuskam Kampung Beneik pun turut hadir mengambil bagian untuk membuka acara dan bersama-sama memberi suport kepada peserta pendampingan, selaku anak-anak muda dari kampung Beneik.
Dalam pendampingan, peserta dibekali pengetahuan pentingnya jurnalis kampung bagi masyarakat adat kampung Garusa. Tetapi juga dilatih menulis berita pendek dengan kerangka berita menggunakan metode 5W+1H (what, why, where, when, who and how).
Tujuan pendampingan jurnalis kampung ini dilakukan agar 5 orang lokal champion adat kampung Beneik tersebut bisa dilatih menulis berita dari kampung tentang kejadian-kejadian yang ada. Tetapi juga bisa mengangkat cerita-cerita menarik tentang keanekaragaman hayati, isu lingkungan dan dampak perubahan iklim yang kian marak dampaknya bagi masyarakat adat setempat untuk diketahui khalayak umum melalui media online.
Anton Birawa selaku CO Pt. PPMA Papua menjelaskan bahwa pendampingan jurnalis kampung dilakukan agar ada pelatihan menulis untuk 5 orang lokal champin dari kampung Beneik. Harapannya agar ada berita-berita kampung atau cerita-cerita dari kampung Beneik yang bisa diangkat ke media masa.
Anton juga menjelaskan kalau kegiatan ini akan membantu masyarakat kampung yang ikut pelatihan dapat terlatih dan mampuh menyampaikan informasi mengenai isu-isu lingkungan, tanah, hutan SDA dan dampak perubahan iklim yang ada di kampung Beneik dengan kemampuan sebagai seorang jurnalis kampung nanti.
“Pendampingan jurnalis kampung, kita sama-sama belajar, sama-sama melatih diri kita sebagai masyarakat kampung Beneik yang siap dan bisa menyampaikan informasi atau mengangkat cerita-cerita dari kampung. Baik itu isu-isu lingkungan, tanah, hutan, sumber daya alam, tetapi juga dampak perubahan iklim yang ada di kampung Beneik,” ucap Anton.
Tim program VCA – Pt. PPMA Papua, Oskar Hamberi (staff) menambahkan kalau hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini, dimana agar ada informasi dari kampung Beneik yang bisa dikemas ke media masa melalui pemuda-pemudi dari kampung itu sendiri.
“Hasil yang ingin dicapai dari proses pembelajaran hari ini, agar ke depan ada informasi mengenai berita kampung dan cerita-cerita menarik dari kampung Beneik yang bisa ditulis oleh pemuda-pemudi lokal dari kampung itu sendiri untuk dikemas ke media masa,” ucapnya.
Selama proses pendampingan, ke-5 orang peserta sangat berantosias dalam mengikuti materi. Bagi mereka, kegiatan jurnalis kampung merupakan peluang belajar untuk menjadi seorang penulis yang bisa mempromosikan kampung Beneik ke dunia luar. Hal itu diungkapkan langsung oleh Jefri Yaroseray, salah satu peserta pendampingan.
“Kegiatan ini peluang bagi kami anak-anak muda di Kampung Beneik. Kami bisa belajar menulis berita pendek, ke depan bisa menulis cerita-cerita menarik dari kampung Beneik, bisa mempromosikan kampung Beneik ke dunia luar,” ucap Jefri saat diwawancarai.
Usai pendampingan, peserta melakukan identifikasi isu yang ingin ditulis. Lalu bersepakat membentuk media sosial (facebook & instagram) dan blok kampung Beneik untuk digunakan sebagai media informasi kampung. Nama agun media sosial dan blok kampung yang disepakati bersama, ialah “Suara dari Kampung Beneik”.